Tugas Makalah PAI SI 14 SH_pagi_DS: Mr.Indra S

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“IMPLEMENTASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN BERSAMA”




Disusun Oleh:
Nama : SARI YULIANTI
Npm : 1214010070
Kode kelas : SI 14 SH
Jurusan : Computerizzed Bussiness & Management

SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT DAN ILMU KOMPUTER
BINA SARANA GLOBAL
2014
KATA PENGANTAR
          Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu saya tuuturkan  kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Indra syamsi, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah pemahaman saya tentang Akhlak.
            Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan makalah ini tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam juga disusun untuk memperluas ilmu tentang Akhlak dalam Agama Islam, yang saya dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan referensi.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas Gunadarma dan yang lainnya. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada Dosen Mata Kuliah saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca termasuk.
            Wassalamualaikum Wr. Wb.




PENDAHULUAN
          Sebagaimana telah diketahui bahwa komponen utama Agama Islam adalah akidah, syari’ah dan akhlak. Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril di depan para sahabatnya mengenai arti Islam, Iman dan Ihsan yang ditanyakan Jibril kepada Beliau. Intinya hampir sama dengan isi yang dikandung oleh perkataan akidah, syari’ah dan akhlak. Perkataan ihsan diatas berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan yang berarti berbuat baik.
            Di dalam Al-Qur’an terdapat kata ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan diantaranya terdapat pada surat an-Nahl (16) ayat 90 dan kebaikan terdapat pada surat ar-Rahman (55) ayat 60. Baik kebajikan atau kebaikan rapat hubungannya dengan akhlak.
Kata akhlaq yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi akhlak berasal dari kata khilqun, yang mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq dan makhluq. Dari sinilah asal perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dan Khalik serta antara makhluk dan makhluk lainnya.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa, yang akan dibicarakan nanti, merupakan ‘buah’ pohon Islam yang berakar akidah, bercabang dan berdaun syari’ah. Pentingnya kedudukan akhlak, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah. Diantaranya adalah :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Ahmad)
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Tarmizi) Dan, akhlak Nabi Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahtu Allah yang kini terdapat dari Al-Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam. Dikalangan umat Islam masalah yang penting ini sering kurang digambarkan secara baik dan benar kalau dibandingkan dengan penggambaran tentant syari’at, terutama yang berhubungan dengan shalat, sehingga akibatnya karena tidak mengenal butir-butir akhlak agama Islam, dalam praktek, tingkah laku kebanyakan orang Islam tidak sesuain dengan akhlak Islami yang disebut di dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam kehidupan beliau sehari-hari.


IMPLEMENTASI AKHLAK dalam KEHIDUPAN BERSAMA
Butir-butir akhlak di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits bertebaran laksana gugusan bintang-bintang di  langit. Selain satu butir dapat dilihat dari berbagai segi, juga mempunyai kaitan bahkan persamaan dengan taqwa. Karena itu hanya dicantumkan beberapa saja sebagai contoh, diantaranya adalah :
1.    Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain :
a.    Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b.    Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.
c.    As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
d.   Qana’ah, yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah berikhtiar maksimal (sebanyakbanyaknya, hingga batas tertinggi).
e.    Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
f.     At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah taubat  nasuha yaitu taubat benarbenar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
g.    Tawakal berserah diri kepada Allah SWT.
2.  Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :
A. Akhlak terhadap Manusia, diantaranya :
1)   Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad SAW.), diantaranya.
a Mencintai Rasulullah SAW. secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
b. Menjadikan Rasulullah SAW. sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.
c. Menjalankan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.
2)   Akhlak terhadap Orang Tua (birrul walidain), diantaranya :
a.       Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b.      Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.
c.       Berkomunikasi dengan orang tua dengan hikmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.
d.      Berbuat baik kepada bapak-ibu dengan sebaikbaiknya, dengan mengikuti nasehat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat bapak-ibu ridha.
e.       Mendo’akan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3)   Akhlak terhadap Diri Sendiri, diantaranya :
a.    Memelihara kesucian diri.
b.    Menutup aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut hukum dan akhlak Islam).
c.    Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah diri.
d.   Malu melakukan perbuatan jahat.
e.    Menjauhi dengki dan menjauhi dendam.
f.     Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
g.    Menjauhi segala perkataan dan perbuatan sia-sia.
4)   Akhlak terhadap Keluarga, diantaranya :
a.    Saling membina rasa cinta  dan kasih sayang dalam kehidupan  keluarga
b.    Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c.    Berbakti kepada bapak-ibu.
d.   Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
e.    Memelihara hubungan silahturrahim dan melanjutkan silahturrahmi  yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.
5)   Akhlak terhadap Tetangga, diantaranya :
a.       Saling mengunjungi.
b.      Saling bantu di waktu senang, lebih-lebih tatkala susah.
c.       Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati.
d.      Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
6)   Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya :
a.       Memuliakan tamu.
b.      Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
c.       Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa.
d.      Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).
e.       Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
f.       Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
g.      Mentaati putusan yang telah diambil.
h.      Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan seseorang atau masyarakat kepada kita.
i.        Menepati janji.
7)   Akhlak  terhadap Bukan  Manusia (Lingkungan Hidup) diantaranya :
a.       Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b.      Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang sengaja diciptakan Allah SWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
c.       Sayang pada sesama makhluk.
Butir-butir di atas merupakan  akhlak yang baik. Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat setan dan orang-orang tercela. Dengan demikian, akhlak terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Akhlak baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah), yakni perbuatan baik terhadap Allah SWT., terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya.
2.      Akhlak yang tercela, (Akhlaqul Madzmumah), yakni perbuatan buruk terhadap Allah SWT., perbuatan buruk dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.
 Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai akhlak buruk :
1. Akhlak buruk terhadap Allah SWT. :
a.     Takabbur (Al-Kibru), yaitu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah SWT. di alam ini, termasuk mengingkari nikmat Allah SWT. yang ada padanya.
b.     Musyrik  (Alk-Syirk), yaitu sikap yang mempersekutukan Allah SWT. dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.
c.      Murtad  (Ar-Riddah), yaitu sikap yang  meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.
d.     Munafiq (An-Nifaaq), yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama.
e.      Riya’ (Ar-Riyaa’), yaitu sikap yang selalu menunjuknunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena Allah  SWT. melainkan hanya ingin dipuji oleh sesama manusia. Jadi perbuatan ini kebalikan dari sikap ikhlas.
f.       Boros atau Berfoya-foya  (Al-Israaf), yaitu perbuatan yang selalu melampaui batas-batas ketentuan agama. Allah SWT. melarang bersikap boros, karena hal itu dapat melakukan dosa terhadap-Nya, merusak perekonomian manusia, merusak hubungan sosial dan merusak diri sendiri.
g.     Rakus atau Tamak  (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u), yaitu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan orang lain. Hal ini termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qanaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah SWT. karena melanggar ketentuan laranganNya.
2.  Akhlak buruk terhadap Manusia :
a.     Mudah marah  (Al-Ghadhab),  yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
b.     Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu), yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu mengingingkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
c.      Mengadu-adu  (An-Namiimah), yaitu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain, dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
d.     Mengumpat  (Al-Ghiibah), yaitu perilaku yang suka membicarakan  keburukan seseorang kepada orang lain.
e.      Bersikap congkak  (Al-Ash’aru), yaitu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah  lakunya maupun dari perkataannya.
f.       Sikap kikir  (Al-Bukhlu), yaitu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.
g.     Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu), yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil. Dan ada juga yang mengatakan bahwa seseorang yang mengambil hak-hak orang lain termasuk perbuatan dzalim (menganiaya).       



KESIMPULAN
            Kata akhlak berasal dari kata khilqun, yang mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq dan makhluq. Dalam Bahasa Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif atau baik, seperti amanah, sabar, pemaaf, rendah hati dll. Dan mungkin negatif atau buruk, seperti sombong, dendam, dengki, hianat dll.
Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak lanjut yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral (moralsence) yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama.
Akhlak secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
1.   Akhlak terhadap Allah SWT.
2.   Akhlak terhadap makhluk (semua ciptaan Allah SWT).



DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOMETRIC INPUT